Mengendalikan Perubahan Mood ODB dan Peran Obat



Beberapa orang rekan ODB (orang dengan bipolar) dan ODMK (orang dengan masalah kejiwaan), suka curhat via email, inbox facebook, telepon dan SMS. Beragam masalah yang mereka curhatkan.

Sebagian curhat tentang kesulitan bergaul, sebagian lagi tentang kesulitan mengelola moodnya, yang lain tentang kekhawatiran kecanduan obat dan yang lainnya tentang bagaimana cara agar segera pulih dari gangguan jiwa.

Kali ini saya akan membahas tentang kesulitan mengelola mood bagi seorang bipolar. Teman-teman ODB yang curhat mengenai hal ini, sebagian besar sudah pernah konsultasi ke psikiater dan sudah atau sedang mengkonsumsi obat. Mereka, rata-rata khawatir efek kecanduan dari obat. Mereka juga khawatir kalau sampai harus minum obat terus-menerus seumur hidup.

Sebagian dari mereka memilih untuk menghentikan konsumsi obat dengan alasan harga obat yang mahal atau merasa tidak ada perubahan yang berarti setelah minum obat selama jangka waktu tertentu.

Berikut penjelasan saya untuk pertanyaan diatas:

Pertama, soal mengelola mood

Harus diakui dan disadari sepenuhnya oleh ODB, bahwa proses untuk menyetabilkan mood perlu waktu, perlu kesabaran dan perlu usaha terus-menerus. Tak ada jalan pintas, prosesnya harus dijalani setahap demi setahap. Saya sering mengatakan ini di facebook, sms atau telepon. Yang penting monitor perkembangannya, ada penurunan gak intensitas fluktuasi moodnya?

Pengalaman saya dulu, pada puncaknya perubahan mood saya terjadi dalam hitungan minggu. Seminggu depresi dan seminggu manik. Lalu mulai menurun seminggu depresi dua minggu manik. Makin menurun, seminggu depresi 3 seminggu manik. Sampai akhirnya, sebulan sampai dua bulan saya tak merasakan fluktuasi mood.

Penurunan fluktuasi mood tersebut berjalan perlahan dan bertahap, berjalan sekitar satu tahun. Setelah itu apakah perubahan mood tersebut sudah tak terjadi lagi? Masih, tapi dalam intensitas yang makin menurun. Dan saya bisa merasakan perubahan itu walaupun perlahan.

Kedua, soal kekhawatiran kecanduan obat

                                                     Ilustrasi: karya Fariska Apriyani

Saya memang tidak pernah memakai obat, tapi sering konsultasi dengan psikiater, rekan-rekan ODB dan aktivis keswa tentang sejauh mana fungsi obat dalam mengendalikan perubahan mood. Saya mendengar penjelasan meyakinkan dari seorang psikiater yang dikenal dekat dengan pasiennya, dr. Hervita Diatri, SpKJ. Saya biasa menyapa beliau dr. Vita atau Mbak Vita.

Menurut dr. Vita, kurang lebih begini, konsumsi obat sifatnya hanya sementara, untuk memberi kesempatan kepada ODB belajar mengelola moodnya. Kalau ODB yang bersangkutan sudah bisa mengendalikan moodnya, konsumsi obat bisa dikurangi bahkan dihentikan secara bertahap. Obat yang diresepkan psikiater, tergolong aman dan tidak menimbulkan efek kecanduan.

Jadi kesimpulannya, mengendalikan dan menyetabilkan perubahan mood itu, perlu waktu dan proses. Demikian pula, untuk menghentikan penggunaan obat, juga perlu waktu dan bertahap, tak bisa sekaligus.

Artikel ini merupakan jawaban saya untuk pertanyaan teman-teman ODB soal pengendalian mood dan pemakaian obat. Semoga penjelasan singkat ini bisa difahami.

Salam sehat jiwa.

    





Bookmark and Promote!

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan sampaikan pendapat anda di komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Ebook "Berdamai Dengan Bipolar"

Bagaimana mengenali dan mengatasi Gangguan Bipolar?
Bagaimana menanggapi sikap negatif orang-orang di sekitar anda?
Jika orang yang anda cintai mengalami Gangguan Bipolar, Apa yang sebaiknya anda lakukan?

Ebook ini memberi jawaban dan solusi alternatif penanganan Bipolar.



Buku "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah"
Psikomemoar Seorang Bipolar

Buku ini bercerita tentang pergumulan saya selama bertahun-tahun dengan problem psikis yang tidak saya fahami. Yang membuat saya terus bertanya-tanya, “Apa yang terjadi dengan diri saya? Penyakit apa yang saya alami? Bagaimana cara mengatasinya?” Ironisnya, saya justru baru tahu apa yang terjadi dengan diri saya, 8 tahun setelah saya bisa melepaskan diri dari belenggunya.

Buku ini bukan hanya bercerita tentang pengalaman psikologis, tapi tentang perjuangan seorang anak petani untuk mewujudkan impiannya, Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah.

Sinopsisnya silakan baca di sini.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code