Siapa yang tak kenal pendekar kungfu shaolin?
Sejak dulu sampai sekarang kemasyuran mereka sudah mendunia, melintas batas negara asalnya, China.
Beberapa malam yang lalu, saya nonton tayangan televisi, film dokumenter tentang para murid dan pendekar Shaolin.
Film tersebut menggambarkan dengan cukup detail bagaimana murid-murid shaolin dilatih ilmu-ilmu beladiri kungfu di biara shaolin yang jauh dari hiruk-pikuk dunia luar.
Latihan Fisik dan Mental
Para calon pendekar shaolin dilatih dengan keras dan disiplin namum sistematis. Selain dilatih teknik-teknik ilmu beladiri, fisik dan mental mereka juga digembleng selama bertahun-tahun. Anggota tubuh mereka, dari ujung kepala sampai ujung kaki ditempa dengan beragam latihan berat namun terukur dan terarah.
Beberapa contoh latihan yang harus mereka jalani :
Melatih kekuatan kepala
Untuk melatih kekuatan otot kepala, dua orang murid shaolin berhadapan dan saling membenturkan bagian atas kepala mereka dalam waktu cukup lama
Melatih kekuatan kaki
Mereka berdiri setengah berjongkok di atas dua batang bambu yang ditancapkan di tanah. Kedua tangan dikatupkan di depan dada seperti sedang semedi. Di atas kepala mereka diletakan sebuah mangkuk. Di bawah bokong mereka ditancapkan bambu runcing menghadap ke atas.
Jadi jika tubuh mereka bergerak miring atau condong ke depan, mangkuk di atas kepalanya akan terjatuh. Jika bokong mereka turun maka akan tertusuk bambu runcing. Jika mereka tak tahan dan menyerah, sang guru akan memberi hukuman yang berat.
Melatih kekuatan tangan
Mereka berjalan merangkak menuruni jalan setapak di lereng pengunungan di sekitar biara. Jangan dikira hanya merangkak perlahan-lahan, mereka merangkak dengan cepat seperti berlari.
Melatih kekuatan dan keseimbangan tubuh
Untuk melatih kekuatan dan keseimbangan tubuh, murid-murid shaolin berdiri di tebing bukit sambil mengangkat beban (sejenis barbel) selama berjam-jam setiap hari. Berat beban terus ditambah sesuai tingkat kekuatan mereka.
Banyak lagi latihan-latihan berat yang harus dijalani murid-murid shaolin. Semua bagian tubuh benar-benar dilatih dengan keras dan disiplin tinggi. Tak terlihat canda tawa mereka selama menjalani latihan.
Latihan-latihan yang harus mereka jalani bukan hanya dalam hitungan hari atau bulan, tapi mereka harus menjalaninya selama bertahun-tahun.
Apa yang bisa ODB pelajari dari kehidupan para biarawan shaolin?
Untuk memiliki daya tahan tubuh yang kokoh, kelenturan, kekuatan dan keseimbangan tubuh serta gerakan yang gesit, kita perlu melatihnya dengan keras, disiplin dan sistematis.
Begitu pula jika kita ingin memiliki jiwa yang sehat, kuat, tangguh, tahan banting dan seimbang dengan sikap dan pola pikir yang positif, kita juga harus melatihnya dengan keras, cerdas, disiplin dan sistematis.
Kita harus melatih jiwa, pikiran dan perasaan kita setiap saat dan terus menerus dalam jangka waktu yang tak terbatas. Jika kita menjalaninya dengan tekun dan disiplin, latihan-latihan itu akan membuat jiwa lebih sehat, kuat dan seimbang.
Seperti latihan fisik, latihan mental juga berat, melelahkan dan menguras energi kadang menyakitkan.
Batas Kekuatan Fisik dan Psikis
Pada titik tertentu mungkin anda berpikir, “Saya sudah tak kuat lagi. Ini terlalu berat, sudah melebihi batas kemampuan saya.”
Wajar dan manusiawi jika anda merasa seperti itu.
Tapi benarkah anda sudah tak kuat lagi?
Sebenarnya anda bukan tak kuat, anda hanya merasa tak akan kuat menjalaninya.
Para murid shaolin juga mungkin berpikir, latihan fisik yang mereka jalani terlalu berat dan mereka tak akan kuat menjalaninya. Namun mereka tetap menjalani latihan setahap demi setahap. Dari latihan ringan, sedang, berat sampai yang paling berat dengan bimbingan dan pengawasan para guru shaolin..
Mengapa mereka mau menjalani latihan selama bertahun-tahun di biara shaolin? Karena mereka punya tujuan yang jelas, mereka ingin menjadi pendekar shaolin yang tangguh luar dalam. Kerena mereka sadar, pada saatnya mereka akan manjalani kehidupan yang keras dan tak kenal kompromi di luar biara shaolin.
Penerimaan dan Penolakan dari Lingkungan
Jika para pendekar shaolin dikagumi dan disegani di luar biara shaolin kerena kemampuan bela diri mereka, tidak demikian halnya dengan ODB (Orang Dengan Bipolar) dan ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan) pada umumnya.
ODB kerap mendapat perlakuan negatif bahkan penolakan dari lingkunganya. Bukan hanya di dunia luar, bahkan perlakuan negatif dan penolakan itu datang dari keluarga dan orang-orang terdekatnya.
Inilah tantangan nyata bagi ODB yang harus disikapi dengan lapang dada, jiwa besar dan pikiran positif. Karena stigma negatif terhadap ODB/ODMK masih melekat kuat sampai saat ini. Butuh waktu, kesabaran, kegigihan dan kebersamaan untuk mengikis bahkan menghapus stigma negatif itu.
Semoga dengan latihan-latihan fisik dan psikis yang teratur dan terukur, ODB bisa menjalani kehidupan yang lebih nyaman dan bahagia, baik di lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Sehingga diharapkan, suatu saat nanti ODB tidak lagi diperlakukan diskriminaif dan negatif, tapi diperlakukan dengan positif dan sewajarnya. Lebih bagus lagi disegani dan dikagumi karena kemampuannya, seperti para pendekar shaolin yang disegani dan dikagumi karena kemampuan bela dirinya.
Anda mungkin mengenal salah seorang murid shaolin yang sukses di dunia perfilman Hongkong dan Hollywood, Jet Lee. Dia sukses dan dikagumi banyak orang. Namun dia tetap rendah hati dan sangat menghormati gurunya.
Adakah hal lain yang anda pelajari atau yang memberi inspirasi dari kehidupan para murid dan pendekar shaolin? Silakan berbagi di komentar.
Jika menurut anda artikel ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook.
Tarjum adalah pendiri dan editor solusibipolar.com, Curhatkita, Forum Curhat, Grup Facebook Teman Curhat dan Solusi Bipolar. Penulis buku "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini. Ikuti Tarjum di Facebook, Twitter, Google+ dan LingkedIn.
2 komentar:
suatu pilihan therapy yg bisa dipercaya baik bagi yg sudah ODB serta pencegahannya, pilihan yg baik ditengah kontroversi pengetahuan tentang psiko-otak (psikiatri) yang sampai saat ini sangat-sangat sedikit,....
Saya hanya mencoba memberi alternatif solusi (non medis) penanganan gangguan bipolar dari beberapa alternatif terapi yang ada. Apa yang saya sampaikan berdasarkan pengalaman dan pemahaman saya tentang bipolar. Alternatif solusi yang saya sampaikan belum tentu cocok untuk semua orang, tapi paling tidak bisa menjadi pilihan untuk dicoba. Mudah-mudahan bisa membantu.. :)
Posting Komentar
Silakan sampaikan pendapat anda di komentar.