Saya tidak akan menjelaskan definisi gangguan bipolar secara detil di e-book ini. Saya percaya, para pembaca sekalian sudah sangat faham apa dan bagaimana pengertian gangguan bipolar. Saya hanya akan menjelaskan definisi gangguan bipolar sekilas dan singkat saja.
Informasi pertama tentang ganggauan bipolar saya dapatkan pertengahan September 2001, dari majalah Awake!, majalah non komersial terbitan Watchtower Bible and Tract Society of New York Inc.. Edisi bahasa Indonesianya terbit di Malaysia bernama Sedarlah!. Artikel utamanya membahas tentang gangguan jiwa pada remaja, dengan judul “Bantuan bagi Remaja yang Depresi”.
Berikut kutifan artikelnya.
Menurut Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai ganguan manik depresif) adalah "suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang diselingi dengan periode manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. Begitu meningkatnya hingga melampaui batas normal suasana hati yang baik".
Fase peningkatan ini disebut mania. Gejalanya mungkin mencakup berpikir dengan sangat cepat. Cerewet, dan penurunan kebutuhan untuk tidur. Bahkan, sipenderita dapat terjaga selama berhari-hari tanpa tidur, tetapi tidak menunjukan tanda-tanda kehabisan energi.
Gejala lain dari gangguan bipolar adalah perilaku yang sangat impulsif tanpa memikirkan konsekwensi. "Mania sering kali mempengaruhi cara berpikir, penilaian, dan prilaku sosial dengan cara yang menimbulkan problem serius dan hal-hal yang memalukan," kata laporan yang dibuat oleh Institut Kesehatan Mental Nasional AS.
Berapa lama fase mania ini berlangsung? Kadang-kadang hanya beberapa hari; dalam kasus lain, mania terus berlangsung selama beberapa bulan sebelum akhirnya digantikan oleh pasangannya, depresi.
Yang paling beresiko mengalami gangguan bipolar adalah orang-orang yang anggota keluarganya mengidap penyakit itu.
Kabar baiknya adalah bahwa ada harapan bagi para penderita. "Jika didiagnosis lebih awal, dan ditangani sepatutnya," kata buku The Bipolar Child," Anak-anak itu serta keluarga mereka dapat menjalani kehidupan yang jauh lebih setabil.
Penting untuk diperhatikan bahwa satu gejala saja tidak memperlihatkan adanya depresi atau gangguan bipolar. Seringkali diagnosis didapat dari serentetan gejala yang terlihat selama suatu jangka waktu Pikiran yang Tersiksa.
Di seluruh dunia, depresi dan gangguan bipolar menyerang jutaan pria dan wanita. Bagaimana mereka dapat dibantu?
Dalam tahun-tahun belakangan ini, gangguan bipolar telah mendapat lebih banyak perhatian publik. Gejala penyakit ini mencakup perubahan suasana hati yang parah, yang bolak-balik antara depresi dan mania. “Selama fase depresi," kata sebuah buku yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Amerika, "Anda mungkin dihantui oleh gagasan untuk bunuh diri. Selama fase mania penyakit Anda, penilaian Anda yang baik mungkin lenyap dan Anda mungkin tidak bisa melihat bahayanya tindakan Anda."
Gangguan Bipolar—Selalu berubah-ubah
"Kestabilan adalah tempat bertamu penderita bipolar. Tak seorang pun dari kami yang benar-benar tinggal disitu."—Gloria.
Depresi klinik memang penuh tantangan. Namun, sewaktu ditambah lagi dengan mania, hasilnya disebut gangguan bipolar. "Satu-satunya hal yang konsisten tentang gangguan bipolar adalah bahwa itu tidak pernah konsisten." kata seorang penderita.
Kata The Harvard Mental Health Letter, “Pasien bipolar, selama mania dapat sangat suka ikut campur dan mendominasi.
Apa penyebab gangguan bipolar?
Salah satunya adalah faktor genetis—yang lebih kuat dari pada faktor depresi. "Menurut beberapa kajian ilmiah," kata Ikatan Dokter Amerika, "Anggota keluarga dekat dari penderita depresi bipolar lebih cenderung mengalami penyakit ini 8 hingga 18 kali daripada anggota keluarga dekat dari orang yang sehat.
Kontras dengan depresi, gangguan bipolar tampaknya menyerang pria dan wanita dalam jumlah yang sama. Sering dimulai sewaktu seseorang baru menginjak dewasa, tetapi kasus-kasus gangguan bipolar telah didiagnosis pada remaja dan bahkan anak-anak.
Meskipun demikian, menganalisis gejalanya dan menarik kesimpulan yang benar dapat sangat sulit bahkan bagi seorang pakar medis. "Gangguan bipolar adalah bunglonnya gangguan kejiwaan, mengubah tampilan gejalanya dari satu pasien ke pasien lain, dan dari satu episode ke episode lain bahkan pada pasien yang sama," tulis dr. Francis Mark Mondimore dari Fakultas Kedokteran di Jhons Hopkins University.
"Ia bagaikan siluman yang dapat menyelinap mendatangi korbannya dengan berjubahkan gelapnya kesedihan tetapi kemudian menghilang selama bertahun-tahun—lantas datang kembali dengan berjubahkan mania yang terang-benderang tetapi berapi-api."
Jika menurut anda artikel ini cukup menarik dan bermanfaat silakan share di twitter atau facebook.
Tarjum adalah pendiri dan editor solusibipolar.com, Curhatkita, Forum Curhat, Grup Facebook Teman Curhat dan Solusi Bipolar. Penulis buku "Mengubah Mimpi Buruk Menjadi Mimpi Indah". Anda bisa kenal lebih dekat dengan Tarjum di sini. Ikuti Tarjum di Facebook, Twitter, Google+ dan LingkedIn.
3 komentar:
saya minta informasi, ketika sedang kecewa atau marah seringkali memukuli diri sendiri, meskipun tahu resikonya. tapi dorongan emosi menyebabkan saya tetap melakukan itu juga. apakah gejala itu termasuk bipolar?
Sebaiknya anda konsultasi dengan psikiater, untuk memastikan diagnosa gangguannya biar gan nebak-nebak. Jika sudah tahu penyebab dan jenis gangguannya, terapi pemulihannya bisa lebih terarah. Saya tidak bisa memastikan apakah anda bipolar atau bukan, karena kadang ada kesamaan gejala antara satu gangguan dengan gangguan yang lainnya.
Setahu saya bipolar bisa kombinasi dengan gangguan lainnya, misalnya borderline atau skizofrenia.
Posting Komentar
Silakan sampaikan pendapat anda di komentar.